- Pesan Abdul Muis
“Jika orang lain bisa, saya juga bisa, mengapa pemuda-pemuda kita tidak bisa, jika memang mau berjuang”.
(Disampaikan ketika melakukan kunjungan ke Sulawesi sebagai anggota Volksraad dan wakit SI. Dalam kunjungannya itu, Abdul Muis menceritakan pengalaman di luar negerinya kepada pemuda-pemudi di Sulawesi).
- Pesan Ki Hajar Dewantara
“ Ing Ngarso Sung Tulodo (Di depan memberi contoh)”
“ Ing Madyo Mangun Karso (Di tengah memberi semangat)”
“ Tut Wuri Handayani (Di belakang memberi dorongan)”.
(Semboyan yang diajarkan saat Ki Hajar Dewantara merintis Taman Siswa yang didirikan pada tahun 1922 dan hingga kini masih dipakai dalam dunia pendidikan).
- Pesan Dokter Cipto Mangunkusumo
“ Hari kemudian dari pada tanah kita dan rakyat kita terletak dalam hari sekarang, hari sekarang itu ialah kamu, hari Generasi muda”.
- Pesan Cut Nyak Dien
“Kita tidak akan menang bila kita masih terus mengingat semua kekalahan”.
- Pesan Gubernur Suryo
“Berulang-ulang telah kita katakan, bahwa sikap kita ialah lebih baik hancur daripada dijajah kembali” .
(Pidato Gubernur Suryo di radio menjelang pertempuran 10 November 1945 di Surabaya).
- Pesan R.A. Kartini
“Tahukah engkau semboyanku? Aku mau! 2 patah kata yang ringkas itu sudah beberapa kali mendukung dan membawa aku melintasi gunung keberatan dan kesusahan. Kata “Aku tidak dapat!” melenyapkan rasa berani. Kalimat “Aku mau!” membuat kita mudah mendaki puncak gunung”.
- Pesan Jenderal Sudirman
“Tempat saya yang terbaik adalah ditengah-tengah anak buah. Saya akan meneruskan perjuangan. Met of zonder Pemerintah TNI akan berjuang terus”.
Hal itu disampaikan Jendral Sudirman di waktu terakhirnya dalam keadaan sakit, saat itu Presiden menasehatinya.
- Pesan Prof. Moh. Yamin, SH
“Cita-cita persatuan Indonesia itu bukan omong kosong, tetapi benar-benar didukung oleh kekuatan-kekuatan yang timbul pada akar sejarah bangsa kita sendiri “.
(Disampaikan pada kongres II di Jakarta, pada 27-28 Oktober 1928, Moh. Yamin yang menjabat sebagai sekretaris menyampaikan pesan kepada pemuda dan pelajar).
- Pesan Pattimura
“Pattimura-pattimura tua boleh dihancurkan, tetapi kelak Pattimura-pattimura muda akan bangkit”.
(Disampaikan sebelum Pattimura digantung di Kota Ambon pada 16 Desember 1817).
- Pesan Nyi Ageng Serang
“Untuk keamanan dan kesentausaan jiwa, kita harus mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa, orang yang mendekatkan diri kepada Tuhan tidak akan terperosok hidupnya, dan tidak akan takut menghadapi cobaan hidup, karena Tuhan akan selalu menuntun dan melimpahkan anugerah yang tidak ternilai harganya“.
( disampaikan Nyi Ageng Serang disaat mendapat keluhan dari rakyat akibat perlakuan para panjajah).
- Pesan Teuku Nyak Arif
“Indonesia merdeka harus menjadi tujuan hidup kita bersama“
(Disampaikan pada pidato bulan Maret 1945, dimana Teuku Nyak Arif menjadi Wakil Ketua DPR seluruh Sumatera).
- Pesan I Gusti Ngurah Rai
“Kami sanggup dan berjanji bertempur terus hingga cita-cita tercapai”
(surat I Gusti Ngurah Rai kepada Letkol Termeulen, seperti tersalin dalam Bali Berjuang).
- Pesan Supriyadi
“Kita yang berjuang jangan sekali-kali mengharapkan pangkat, kedudukan ataupun gaji yang tinggi “
(Disampaikan pada saat Supriyadi memimpin pertemuan rahasia untuk melawan Pemerintah Jepang)
- Pesan Ir. Soekarno
“Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya. Dan berikan aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia.”
“Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya.”
(Pesan itu disampaikan oleh Ir. Soekarno saat berpidato di Hari Pahlawan 10 November 1961)
“Bangsa yang tidak percaya kepada kekuatan dirinya sebagai suatu bangsa, tidak dapat berdiri sebagai suatu bangsa yang merdeka”
(Kemudian, Ir. Soekarno kembali memberi pesan disaat berpidato HUT Proklamasi 1963).
- Pesan Moh. Hatta
“Pahlawan yang setia itu berkorban, bukan buat dikenal namanya, tetapi semata-mata untuk membela cita-cita”
“Jatuh bangunnya negara ini, sangat tergantung dari bangsa ini sendiri. Makin pudar persatuan dan kepedulian, Indonesia hanyalah sekedar nama dan gambar seuntaian pulau di peta. Jangan mengharapkan bangsa lain respek terhadap bangsa ini, bila kita sendiri gemar memperdaya sesama saudara sebangsa, merusak dan mencuri kekayaan Ibu Pertiwi.”
- Pesan Silas Papare
“Jangan sanjung aku, tetapi teruskanlah perjuanganku”
(Disampaikan saat memperjuangkan Irian Barat agar kembali bergabung dengan NKRI dan terlepas dari kolonialisme Belanda).
- Pesan Bung Tomo
“Selama banteng-banteng Indonesia masih mempunyai darah merah yang dapat membikin secarik kain putih merah dan putih maka selama itu tidak akan kita mau menyerah kepada siapapun juga.”
Disampaikan saat berpidato di radio yang membahas pertempuran rakyat Surabaya melawan tentara Inggris d bulan November 1945).